Sumber gambar: di sini
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama Ia tidak menulis, ia
akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja
untuk keabadian.” tulis Pram. Kutipan
itu adalah kata seorang tokoh bernama Minke di novel Rumah Kaca.
Kutipan dari halaman ke-352 itu sangat terkenal bagi sebagian orang.
Dahulu, Aku menulis di catatan kaki. Jika ada yang bertanya "mengapa kamu menulis catatan kaki?" Aku akan menjawab dengan kutipan dari novel rumah kaca itu. Semata agar terkesan progresif. Terkesan keren. Terkesan banyak membaca.
Ya, karena Catatan kaki diniatkan sedari awal untuk menulis teks dan tanda sebagai perlawanan terhadap kemapanan. Ah, niat yang terlalu muluk untuk blog yang pembacanya hanya di kisaran 200.000.
Tapi,
jika mau lebih jujur, sejatinya Aku menulis blog untuk menunjukkan keakuan-ku,
membangun altar egoku, sekaligus sebagai semacam memory eksternal -
segala hal dari yang remeh hingga yang sangat remeh.
Karena itu, Aku memutuskan untuk menutup -entah hingga kapan- catatan kaki. Berbarengan dengan itu, Aku mulai menulis di blog ini. Petrichor [.]